Dalam kasus kali ini, pembahasannya adalah tentang pengendara motor nakal yang selalu mengambil lahan para pejalan kaki. Khususnya di daerah Depok. Tak bisa dipungkiri, betapa banyak pengendara yang menggunakan berbagai alasan untuk bisa lancar berkendara di jalan raya, salah satunya dengan menerobos trotoar jalan agar terhindar macet. Mulai dari pelajar yang sudah memiliki sim, mahasiswa, pekerja, bahkan seorang polisi pun melakukannya. Bagaimana bisa mereka melakukan itu? Bahkan seorang polisi sekalipun? Mengapa? Inilah wawancara yang berhasil kita dapatkan dari beberapa pengendara motor yang selalu menerobos trotoar.
Jumat, 26/09/14. “Ya, karena saya lagi buru-buru berangkat kerja makanya saya terpaksa nerobos aja.” Ujar Bu Nani, seorang perantauan yang berhasil diwawancari saat itu juga. Lalu, setelah ditanya mengapa Bu Nani berani melanggar aturan lalu lintas seperti itu, jawabannya tak lain dan tak bukan adalah karena jalanan trotoar kosong dan hanya mengikuti pengendara motor lain yang lebih dulu melakukannya. Ternyata, hampir semua pengendara yang melakukan itu hanya karena ada contoh yang telah mereka lihat. Bahkan sesekali terlihat pula seorang polisi ikut menerobos jalan trotoar. Pada kenyataannya hukum di Indonesia memang belumlah tegas bahkan para petugas polisi pun mencontohkannya, sehingga membuat semua masyarakatnya hanya memandang sebelah mata pada setiap peraturan atau hukum yang ada.
Saya pun mewawancari beberapa pejalan kaki di sekitar Depok. Tentang para pengendara itu dan bagaimana solusinya menurut beberapa narasumber tersebut. “Wah, kami sangat terganggu dengan pengendara motor yang selalu mengambil jalan kami di pinggir sini. Kami kan ingin aman, makanya kami berjalan di pinggir sesuai tempatnya. Eh, malah diserobot motor-motor. Kadang saya suka kesal dan menegur mereka, tapi mereka tidak mau dengar.” Ujar Satria dan kawan-kawannya, beberapa pelajar yang selalu melewati tempat itu. “Menurut saya sih, seharusnya peraturan dan hukum lebih ditegaskan lagi. Kalau perlu beri pembatas atau pagar-pagar kecil di sepanjang trotoar disemua daerah supaya tak ada lagi pengendara motor yang bisa menerobos.” Lanjutnya.
Jadi, mengapa begitu sulit mengatur para pengendara motor agar tertib dan taat peraturan? Karena mereka melihat dan mengikuti. Banyak dari mereka yang tidak punya kesadaran untuk menaati peraturan. Jika hanya beberapa yang masih taat pada peraturan bagaimana jalanan mampu menjadi rapih? Semua kembali pada pribadi masing-masing dan para penegak hukum yang seharusnya mampu membuat penegasan, sehingga membuat masyarakat takut untuk melanggar.
By : Tania S.K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Brikan Komentarmu. Supaya Karyaku Semakin Baik Untukmu :)