Senin, 17 Juni 2013

Trip to Kawah Putih

I’m come back! ^^
Today i want to share u about my trip to Kawah Putih.
03.07.2011. Sekali lagi aku kemari setelah dari rumah nenek di Bandung, aku dan keluarga masih memiliki banyak waktu sebelum kembali ke rumahku di Cilegon. Ayahku mengajak kami ke kawah putih, karena memang kami belum pernah ke sana. Saat itu sekitar pukul 10 pagi kami mulai mendaki gunung yang tidak jauh dari daerah kampong nenekku. Sedikit macet, padahal saat itu bukanlah hari libur. Kami menuju kawah putih hanya bermodal petunjuk arah di jalan, karena sekalipun kami belum pernah ke sana.
            Begitulah, lebih menyenangkan bila melakukan perjalanan wisata tanpa peta, apalagi bersama teman-teman. Sekitar dua sampai tiga jam kami terjebak macet dan menempuh perjalanan menuju Kawah Putih.

            Sesampainya di pintu masuk, kami harus membayar tiket masuk. Hmm, maaf sekali lagi aku lupa berapa tepatnya harga tiket itu untuk satu mobil. Yang pasti, sedikit mahal. Sampai di dalam, kami harus bejalan kakai menuju Kawah Putih. Karena kami tidak memiliki persiapan apapun jadi sebelum kami turun menuju Kawah Putih, kami membeli masker karena masih terdapat racun yang bahaya jika dihirup.
Rasanya ingin sekali berendam, terlihat uap yang keluar dari dalam airnya. Berasa seperti pemandian air panas, tapi tentu saja tidak boleh, karena air itu mengandung beberapa racun berbahaya yang berasal dari kawahnya.

Nah, ini aku sedang berada di depan Goa yang dalamnya dapat mengeluarkan asap beracun sewaktu-waktu. Makanya Goa itu di tutup seperti terlihat di foto, supaya tak ada orang yang masuk dan agar berhati-hati.
Aku tetap saja ingin mendekatinya, maklum aku orang yang penasaran. Tapi tenang, sudah ada pengawas yang member tahu bahwa asapnya belum keluar jadi masih aman untuk berfoto di situ. Disetiap aku berjalan, terus tercium aroma tak sedap dari kawahnya, jadi lebih baik tetap memakai masker. Takut, kalau-kalau terdapat racun.
            Area Kawah Putih ini cukup bersih loh, tak ada sampah berserakan. Bahkan di sekitar luarnya sebelum turun ke Kawah Putih pun sedikit sekali sampah, ya terlihat bersih. Mungkin terlihat berantakan karena dedaunan yang gugur dan ranting-ranting kering yang berjatuhan.
            Sejauh ini, Kawah Putih masih menarik, jadi kapan-kapan jika aku punya waktu ingin sekali kembali ke sini bersama teman-teman. Saya dan keluarga hanya sekitar dua jam di sana, lalu kami pulang. Masalah pengunjung, cukup ramai. Apalagi jika hari libur, akan sangat ramai sekali. Sekian dulu pengalaman saya di Kawah Putih, see you next trip.


By: Tania S.K :)

Kamis, 13 Juni 2013

Trip to Taman Wisata Matahari-Bogor


Hello guys!
I’m come back. Still with me, Tania for next my trip. J

            Kali ini, saya akan membagi pengalaman saya ke Taman Wisata Matahari-Bogor. Saat itu saya masih SMA, tepatnya 17-04-2011. Saya berwisata bersama keluarga, tapi sayang kakak perempuan saya tidak bisa ikut, karena sedang kuliah di Yogyakarta. Saya sedikit lupa tepat jam berapa ketika itu, yang jelas kami baru pulang dari rumah nenek di Bandung jadi kami mampir ke Bogor.

            Taman Wisata Matahari ini cukup luas dan ramai, memang saat itu waktu liburan sekolah pula. Setelah kami masuk, kami membayar tiket masuk. Maaf saya lupa berapa harganya, tapi tidak terlalu mahal untuk satu mobil. Di dalam begitu banyak pemandangan indah, bahkan ada tempat Outbond juga untuk anak-anak dan dewasa. Ada tempat makan juga bervariasi, seperti hotdog, pizza mini, gulali, spagethi, nasi goreng, dan makanan khas Indonesia lainnya. Oya, ada toko khusus asinan juga, khas Bogor.

            Kami berjalan-jalan mengelilingi Taman Wisata Matahari ini, saya melihat kuda-kuda yang sedang berdiam di dekat air mancur yang terdapat naga besar mengitari air mancur itu. Ternyata kuda-kuda itu dapat disewa untuk ditunggangi mengelilingi sekitar. Aku ingin sekali naik kuda, tetapi tetap masih belum berani. Jadi saya hanya berfoto bersama kuda-kuda itu. Sejujurnya saya bukannya tidak berani juga, tetapi kasihan bila saya harus menunggangi kuda-kuda itu, mereka pasti lelah. Ah, sudahlah aku memang pecinta hewan jadi suka tidak tega pada hewan apapun.

            Baiklah, kita berlanjut menuju tempat makan. Kami sedikit lapar. Tempat makan itu terdapat di samping danau, dan jembatan penghubungnya. Jadi kita bisa melihat ada beberapa orang yang sedang bermain,, hmm. Bagaimana menyebutnya, bebek-bebekkan. Akhirnya saya mencoba menu makanan pizza mini dan pisang keju yang masih hangat. Makanan di sini cukup enak, tapi sayang sedikit lebih mahal, tak sebanding dengan porsi yang diberikan.

            Tempatnya pun sebenarnya indah, tapi yah begitulah manusia selalu tak bisa menghargai tempat. Tak perduli lingkungan sekitar, membuang sampah sembarangan. Jika dari segi tempat, yah tempat wisata ini cukup strategis karena berada di dekat puncak dan kebun binatang safari.

            Untuk bisa sampai ke Taman Wisata Matahari ini memang membutuhkan angkutan pribadi, karena jarang sekali ada angkutan umum menuju arah puncak. Bahkan harus tepat waktu, jika tidak kita akan terjebak macet dan system buka tutup oleh polisi pada waktu tertentu.

            Saya rasa cukup sampai di sini dulu, lain kali akan kembali saya ceritakan tentang tempat wisata lainnya. Terimakasih sudah membaca.
See you next time guys! J

By: Tania S.K :)

Selasa, 11 Juni 2013

Trip to Tanjung Tum Beach (Anyer)


Hello!
I’m Tania, u guys didn’t forget me, right?
I’m back with my trip vacation. 25.05.2013 Saturday morning i went to Beach at Anyer with my friends. ^^
            Oke. First, aku dan teman-temanku berkumpul di rumah salah satu temanku di perumahan yang jauh sekali dari Anyer pada pukul 09.30 WIB. Tetapi, ya begitulah orang Indonesia hampir semua memiliki jam karet. Bahkan temanku yang mengajaknya saja belum siap-siap. Itu sungguh mengesalkan. Akhirnya, kami berangkat pada pukul 11.30 WIB. Kami pergi dengan menggunakan kendaraan bermotor.
            Membutuhkan waktu sekitar satu jam saja perjalanan dengan kendaraan bermotor untuk sampai di daerah Anyer. Tapi kami tidak melewati jalan besar, itu bisa membutuhkan lebih dari dua jam. Kami melewati jalan belakang, jalan Mancak. Jalan itu berada di daerah Mancak, yang lebih tepatnya daerah kaki gunung di kawasan Cilegon-Merak. Ya, jalan itu bisa terhubung ke Anyer dan Serang.
            Kenapa kami memilih jalan Mancak? Karena jalannya tidak ramai, tidak begitu banyak polusi karena berada di dalam perkampungan, sawah, bukit. Sungguh terasa lumayan segar udaranya.
            Akhirnya, kami sudah sampai di daerah Anyer. Tetapi kami malah bingung ingin masuk pantai mana, karena begitu banyak pintu masuk pantai di Anyer. Sudah bertahun-tahun di Cilegon, aku masih tidak bisa menentukan yang mana pantai yang bagus. Sebenarnya semua bagus, hanya saja suasanannya tidak sama satu smaa lain. Kami berkeliling dna berdiskusi, kesana kemari selama hampir setengah jam.
            Tanjung Tum, itulah nama pantai yang akhirnya kami kunjungi. Bayar masuknya sangat murah, untuk kendaraan bermotor hanya Rp 10.000,00. Tempatnya juga lumayan enak, banyak pohon kelapa sehingga membuat piknik terasa tak panas, terdapat saung-saung pula atau bisa juga disebut dengan gazebo. Kami tiba di pantai ini pukul 13.00 WIB, dan kami memilih menyewa tikar di pinggir pantai, supaya lebih terasa anginnya. Harga tikar pun cukup terjangkau, hanya Rp 5.000,00/1 tikar.

 
Aku dan temanku mulai turun menyambut ombak kecil di bibir pantai, sayang sekali kami tidak niat berenang karena waktu kami tak banyak.

Lihatlah, banyak sekali corral di pinggir-pinggir pantai. Setidaknya bisa sedikit dibenahi supaya nampak rapih dan luas. Memang pantai ini adalah salah satu pantai yang sangat banyak karangnya.


Sebenarnya, meskipun aku dan teman-temanku berniat untuk berenang, mungkin tidak akan bisa. Begitu banyak karang di pantai ini. Tanjung Tum, aku rasa lebih cocok untuk mereka yang hanya ingin melihat pemandangan laut, dan sunrise.
            Aku dan temanku berjalan menyusuri pantai itu dari ujung ke ujung. Tidak jauh mungkin hanya sekitar tiga meter, maaf aku tidak begitu menghitungnya. Hehe..
            Kami berjalan di bibir pantai dengan sepasang sandal kami yang terus kami bawa dengan sebelah tangan, terkadang bila menemukan tempat bagus kami langsung beraksi berfoto.

 
Nah, ini adalah ujung pertama kami berada. Begitu banyak karang besar-besar bukan? Ini memang sangat cocok untuk mereka yang hanya ingin menikmati keindahan.


 
Ini adalah ujung akhir yang kami telusuri, setelah tadi kami menyusuri bibir pantai ini dari jauh di belakangku itu.

 
Cuaca saat itu memang sangat mendukung, tidak panas, rasanya ingin sekali aku berlama-lama merendam kakiku di dalam air pantai itu. Namun sayang, kami tak bisa berlama-lama, karena slah satu temanku harus sudah pulang esok hari menuju BSD Tanggerang, tempatnya berkuliah. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 15.00 WIB. Kami bergegas kembali.

 
Kami hanya sekedar mencuci kaki dengan botol air yang kami bawa. Sungguh menyenangkan bisa piknik bersama teman-teman seperti ini. Sama seperti keberangkatan tadi, kami melalui jalan Mancak supaya bisa santai, dan aku sampai di rumahku tepat pukul 16.30 WIB. Yah, kali ini sampai di sini dulu perjalanan kita.
See you in the next trip!


By: Tania s.k :)