Senin, 13 Juni 2016

Sebuah Puisi

 Lenyap



Kau seperti api,
Panasnya menghangatkan dan kobarannya menyemangati.
Tapi juga,
Sentuhanmu sangat menyakiti.

Aku menangisi kesakitanku hingga kau padam karena derasnya air mataku.
Kau menghilang, pergi dan tak kembali.
Aku, masih ingin disini.
Masih ingin kau yang menghangatkanku.

Jika kau tak suka tangisanku,
Lalu untuk apa air mata tercipta?
Jika kau tak suka ledakanku,
Lalu untuk apa emosi tercipta?
Jika kau tak ingin ada di hadapanku,
Lalu untuk apa kau berwujud di hadapanku?

Kau lenyap hanya karena kutumpahkan seluruh air mataku saat kau terlalu membara.
Dan kau tinggalkan asapmu, ya hanya asap.
Asap yang berterbangan memencar di sekeliling-ku.
Tak bisa kumusnahkan, tak bisa ku siram dengan air, tak bisa kubersihkan.

Apakah tak ada niatanmu untuk lebih membakarku?
Sudah cukupkah?
Teruslah bakar aku! Bakarlah hingga kau menjadi kobaran yang lebih buas!
Bakarlah aku sampai tak bersisa,
Agar kau dengan bangganya mampu menarik perhatian yang kau anggap mengagumi keindahan kobaranmu.

Aku ingin menyerah.
Aku ingin berjalan menjauh tapi asapmu terus membuntutiku.
Aku ingin berhenti dan membuatmu kembali hadir tapi tak kutemukan sesuatu untuk dapat menghasilkan api.

Bakar sajalah aku! Agar tak ada lagi aku yang selalu meledak dan menderaikan air mata hanya untukmu.
Ya, hanya untukmu supaya kobaranmu tetap stabil.
Tapi, kau tak tahu itu kan?
Bakarlah aku! Berkobarlah hingga kau pun mati ditelan kobaran buasmu sendiri.

By: Tantan :)

1 komentar:

Brikan Komentarmu. Supaya Karyaku Semakin Baik Untukmu :)